Rabu, 11 Agustus 2010
Sepertinya tak ada orang yang tak mengenal bambu. Tumbuhan dengan batang lurus menjulang sering ini disebut juga dengan pohon bambu. Bambu sebenarnya berasal dari keluarga rumput-rumputan. Namun ia memiliki batang seperti layaknya pohon. Bambu juga dijuluki raja dari masyarakat rerumputan.
Bambu ada yang tumbuh secara berumpun (Simpodial) dan ada pula yang secara individual (Monopodial). Bambu hidup di hampir seluruh kawasan Asia. Bahkan China dijuluki sebagai Negeri Tirai Bambu karena luasnya areal tanaman bambu yang tumbuh disana. Demikian juga negeri Jepang, sangat terkenal dengan bambunya, karena telah menjadi bagian dari budaya dan kebutuhan hidup.
Dari sisi pertumbuhan, bambu terbilang lambat di awal pertumbuhannya. Bukan tanpa maksud, bambu terlebih dulu membentuk struktur akar yang kuat mengeraskan tanah dan mengambil ruang bersaing dengan tanaman lain selama tiga tahun. Baru sekitar tahun keempat, akar bambu mulai tumbuh subur dan memiliki kekuatan luar biasa. Tahun kelima barulah batang bambu muncul.
Bambu tergolong keluarga Gramineae atau rumput-rumputan, disebut juga dengan Giant Grass berumpun dan terdiri atas sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap. Mulai rebung, batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 45 tahun. Bentuk batang bambu berbuku-buku atau beruas. Ia juga berdinding keras, dan di tiap ruasnya ditumbuhi mata tunas atau cabang. Meski berasal dari keluarga rerumputan, bambu memiliki ekspresi yang berbeda dari tanaman rumput lain. Bambu memiliki batang yang besar dan panjang menjulang hingga mencapai 30 meter. Bambu memiliki batang yang lentur, selentur tanaman rerumputan lain. Daunnya yang seperti rumput mempunyai kesan unik tersendiri.
Dengan akar yang kuat dan batang yang lentur, bambu memiliki ketahanan yang tinggi dari terpaan angin. Saat angin kencang bertiup dan banjir melanda, bambu tetap bisa bertahan. Ia melambai gemulai mengikuti kecepatan angin. Akarnya yang kokoh tetap bertahan menahan gerusan banjir yang akan menghanyutkannya. Saat pohon-pohon lain bertumbangan, bambu tetap tegak berdiri dan berayun gemulai.
Manfaat bambu sangatlah banyak. Bahan bangunan, peralatan makan, jembatan, bahan makanan, perabotan rumah tangga, hiasan dan souvenir adalah deretan manfaatnya. Namun manfaat terbesar terletak pada fungsi pelestari lingkungan yang paling baik. Bisa kita buktikan bahwa setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti ada sumber air. Bambu tumbuh baik ditepi sungai atau aliran air sekaligus pelindung tebing dan sisi sungai yang kokoh. Bambu mampu melindungi tanah dari benturan tetes air dan gerusan aliran permukaan saat hujan lebat dan banjir.
Bambu menyimpan banyak inspirasi bagi manusia. Latar belakang bambu yang berasal dari keluarga rumput yang dikesankan sebagai tumbuhan lemah dan diremehkan tidaklah menghalanginya berekspresi. Bambu mampu mengekspesikan diri menjadi sosok yang kokoh namun lentur dan kaya manfaat. Dengan kemampuan ekspresi yang kuat dan unik maka kita akan berhasil menjadi yang terbaik, minimal di komunitas kita.
Fleksibilitas atau kelenturan bambu mengajari manusia bagaimana mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus. Saat arus masalah datang, kita perlu bersikap lentur, tidak menentang atau hanyut atau bahkan lari darinya. Penentangan yang keras akan berakibat robohnya tubuh kehidupan kita, sebaliknya hanyut dan lari dari masalah akan menghilangkan eksistensi diri. Maka bersikap lentur, menyesuaikan dengan keadaan adalah pelajaran berharga dari bambu untuk terus bisa eksis dan bermanfaat. Saat orang lain bertumbangan dalam menghadapi masalah, maka manusia berkarakter bambu akan tetap eksis, menampilkan lambaian indah dan terus memberi manfaat.
Hanya manusia yang tetap eksis jati dirinya dan kokoh pendiriannya yang bisa memberi banyak manfaat bagi lingkungan. Bila kita ingin mampu memberi manfaat sebanyak mungkin bagi lingkungan kita, maka keberanian berekspresi secara maksimal, fleksibilitas menghadapi tantangan dan tak peduli dengan masa lalu, yang merupakan karakter bambu bisa kita contoh. Tak peduli sekencang apapun angin menerpa, bila kita telah berhasil meneladani kelemah-gemulaian bambu dalam hidup kita, maka apapun masalah yang menghadang akan mampu kita hadapi dengan kelembutan yang kokoh. Seperti bambu.
0 komentar:
Posting Komentar